Sabtu, 03 Juni 2017

Suku Jawa : Daftar Suku Jawa

Suku Jawa : Daftar Suku Jawa


Suku jawa yang sering disebut dengan istilah Jawa ngoko: Wong Jowo, Krama:Tiang Jawi merupakan etnis/suku yang mempunyai populasi terbesar di Indonesia, selain itu suku jawa juga memiliki penyebaran yang sangat luas, hampir seluruh pulau besar Indonesia telah menjadi wilayah
  
penyebarannya, tidak hanya di nusantara, suku jawa pun telah menyebar ke berbagai wilayah di Negara luar diantaranya di Suriname (Amerika Selatan), Amerika Tengah, Afrika Selatan, dan Haiti di Lautan Teduh (Pasifik). ± 41,7% penduduk Indonesia merupkan etnis/ suku jawa. suku ini merupakan suku asli dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Wilayah penyebaran yang paling banyan di nusantaraa adalah di propinsi jawa barat tepatnya di daerah Cirebon dan  Indramayu yang merupakan daerah perbatasan dengan wilayah asli mereka.
Bahasa Suku Jawa
Bahasa suku jawa dalam komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa jawa, namun dalah penggunaan bahasa jawa ini terdapak perbedataan kosa kata dan intonasi yang disebut unggah-unggunh, hal ini dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor usia, klasifikasi sosial. Sehingga dengan menggunakan bahasa ini mereka sadar akan status sosial di masyarakatnya.
Meskipun bahasa jawa adalah bahasa suku jawa, namun ada beberapa suku jawa yang menggunakan bahasa nasional sebagai bahasa sehari-hari mereka dengan jumlah yang sedikit, menurut survey oleh majalah tempo pada tahun 1990 an (awal dasawarsa), suku jawa: ± 12% menggunakan bahasa Indonesia. 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia di campur.
Dalam penggunaan bahasa jawa, ada 3 tingkatan yang dijadikan bahasa resmi antara alain :
1.    Bahasa Ngoko, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenal dekat, serta untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih muda.
2.    Bahasa Krama (Kromo), bahasa ini digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua, atau lebih tinggi status sosialnya.
3.    Bahasa madya, bahasa variasi dari penggunaan bahasa ngoko dan bahasa karma.
Selain ketiga bahasa di atas, dikenal juga dengan bahasa kedaton, yaitu bahasa yang digunakan di lingkungan keraton.

Kepercayaan Suku Jawa
Sebagian besar suku jawa menganut agama Islam, namun ada diantara mereka yang menganut agama selai islam, baik Protestan, katoli, Hindu dan Budha. Selain itu kepercayaan suku jawa juga ada yang dikenal dengan kepercayaaan agama kejawen, kepercayaan ini berdasarkan kepercayaan animism yang dipengaruhi Hindu budha yang melekat. Suku jawa mempunyai sifat sinkretisme kepercayaan, dengan sifat ini mereka menyerap semua budaya luar serta mereka tafsirkan menurut nilai-nilai jawa, sehingga kepercayaan yang ada pada diri seseorang kadangkala menjadi kabur

Profesi Suku Jawa
Dari sekian banyak suku jawa, mayoritasnya berprofesi sebagai petani. Sedangkan di wilyah  perkotaan mereka berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, karyawan, pedagang, usahawan, dan lain-lain. Suku jawapun banyak yang menjadi tenaga kerja di luar negeri, bahkan suku Jawa mendominasi tenaga kerja Indonesia di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Budaya Bali – Tradisi Perang Pandan

Budaya Bali – Tradisi Perang Pandan


Selain memiliki keindahan alam, Bali juga memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Salah satu budaya di Bali yang unik adalah tradisi Perang Pandan. Tradisi ini diadakan setiap tahun di desa Tenganan, Karangasem. Tradisi ini disebut juga dengan istilah Mekare-kare. Dalam tradisi ini, para pemuda akan mengenakan pakaian adat Bali dan bertelanjang dada. Tradisi ini dimulai dengan acara keliling desa untuk meminta perlindungan serta keselamatan dalam menjalankan tradisi ini. Alat yang paling utama dalam tradisi Perang Pandan yaitu tameng atau perisai. Tameng ini biasanya dbuat dari rotan atau bambu serta daun pandan. Tradisi Perang Pandan ni dilakukan oleh sepasang pemuda. Sepasang pemuda ini akan menjadi lawan dan bertanding dengan cara mencambukkan daun pandan pada tubuh lawannya. 

Dalam pertandingan ini ada juga seseorang sebagai wasit untuk memimpin jalannya pertandingan tersebut. Pertandingan ini akan berakhir jika salah satu pesertanya menyerah atau memang sudah dirasa cukup oleh wasit. Karena daun pandan yang digunakan masih berduri sehingga para peserta akan mengucurkan darah. Jika acara sudah selesai, ia akan diobati dengan ramuan tradisional. Ramuan tersebut terdiri atas parutan kunyit dan minyak kelapa. Jika acara sudah selesai, semua masyarakat dan peserta akan menyantap makanan yang sudah disediakan bersama. Nah, di sinilah terlihat kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat erat dan kental.

Budaya Kalimantan Tengah – Upacara Tiwah

Budaya Kalimantan Tengah – Upacara Tiwah


Anda pernah mendengar istilah upacara Tiwah? Upacara ini termasuk salah satu kekayaan budaya Indonesia. Indonesia yang memiliki keragaman budaya sehingga memiliki beragam cara juga dalam hal pemakaman. Dalam budaya di Kalimantan Tengah, terdapat sebuah upacara unik bernama Upacara Tiwah. Upacara Tiwah adalah sebuah ritual adat dalam suku Dayak.


Upacara ini dilakukan untuk mengantarkan tulang orang-orang yang sudah meninggal menuju ke alam baka. Caranya adalah dengan memindahkan jasad sisa dari dalam liang kubur ke dalam sebuah tempat yang dinamakan Sandung. Jadi, seseorang yang meninggal akan dikuburkan dahulu, baru setelah beberapa tahun kemudian sisa jasadnya akan dipindahkan ke dalam Sandung. Ritual ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan masih dilestarikan hingga sekarang. Upacara Tiwah ini sering dijadikan sebagai objek wisata budaya baik itu oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Alasannya tak lain dan tak bukan adalah karena keunikan dan kekhasan dari upacara tersebut. Ritual ini menjadi ritual terakhir dalam upacara pemakaman seseorang, khususnya suku Dayak Pedalamam yang menganut agama Kaharingan.
Bagi Masyarakat Dayak Pedalaman, agama Kaharingan merupakan agama leluhurnya. Itulah sebuah upacara unik dalam budaya Kalimantan Tengah. Semoga sedikit informasi ini menambah wawasan Anda tentang budaya daerah yang sangat beragam dan membuat kita semakin mencintai budaya Indonesia.

Tari Topeng Cisalak yang Mempesona

Tari Topeng Cisalak yang Mempesona


Mungkin ada sebagian diantara kita yang masih mengenal Mandra atau Mastur? Jika iya, maka kita harus bangga pada mereka, karena mereka adalah sebagian dari generasi ketiga Topeng Cisalak. Berdasarkan informasi, memang Topeng Cisalak tidak bisa terlepas dari lingkup budaya Betawi. Dulunya, Topeng Cisalak bernama Topeng Kinang. Namanya diambil dari pelopornya yaitu Djioen dan Kinang. Mereka sering berkeliling dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang bahkan sampai Kerawang jika ada yang nanggap. Seperti pada pelaksanaan suatu acara, tari Topeng Cisalak pun juga memiliki tahapan pada pertunjukannya, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.


Persiapan dilakukan dengan memasang spanduk dan tirai terlebih dahulu. Pelaksanaan diawali dengan ngukus dan penyediaan sesaji. Sesajinya berupa kemenyan dan serutu yang dibakar, minuman tujuh rupa, bunga tujuh rupa, rujak, beras, nasi dan ayam bekakak. Pertunjukan biasanya dihadiri oleh orang orang yang mengharapkan sesuatu, baik itu kesehatan, keuntungan, atau berkah lainnya. Pelaksanaan selanjutnya adalah pemukulan gong sesuai hari pementasan. Baru kemudian Tari Topeng dimainkan dan disambung dengan tarian lain sampai penutup. Pesona Topeng Cisalak mungkin makin meredup sekarang, karena banyaknya budaya yang masuk ke Indonesia sehingga menggeser minat masyarakat dan generasi penerus, dan karena kurang kuatnya dukungan dari pemerintah pusat. Bandingkan dengan pemerintah dari negara luar yang sangat apresiatif terhadap budayanya. Alangkah bagusnya jika nantinya pemerintah Indonesia bisa memberikan dukungan terbaik untuk budayaya sendiri.

Budaya di Jakarta - Ondel-Ondel

Budaya di Jakarta - Ondel-Ondel


Ondel - Ondel
Anda tentu tahu Ondel-Ondel? Sebuah boneka besar yang mengenakan baju tradisonal Betawi. Pertunjukan Ondel-Ondel biasanya ditampilkan dalam sebuah pesta. Ondel-Ondel ini memerankan sebagai leluhur yang akan selalu menjadi keturunannya atau anak cucunya. Ondel-Ondel ini terbuat dari bambu yang dianyam dan dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah boneka besar. Tinggi Ondel-Ondel ini biasanya 2,5 meter dengan diameter sekitar 80 cm. Boneka ini juga dibuat sedemikian rupa agar pemikul mudah membawanya. Pada bagian wajah Ondel-Ondel, terbuat dari topeng dan rambutnya terbuat dari ijuk hitam.
Wajah Ondel-Ondel ini ada yang berwarna merah, ada juga yang berwarna putih. Hal ini menunjukkan jenis kelamin dari Ondel-Ondel tersebut. Ondel-Ondel yang berwarna merah untuk laki-laki, sedangkan yang berwarna putih adalah perempuan. Sebenarnya kesenian boneka ini tidak hanya ada di Betawi saja, di daerah lain juga ada. Hanya saja, berbeda dalam penyebutannya. Di Jawa Tengah disebut dengan Barongan Buncis, di Pasundan disebut dengan Badawang, sedangkan di Bali disebut dengan Barong Landung. Kesenian ini diduga ada sejak sebelum agama Islam tersebar di Jawa. Pada awalnya, kesenian Ondel-Ondel ini merupakan sebuah penolak bala juga gangguan dari roh-roh jahat yang gentayangan. Namun, sekarang Ondel-Ondel ini dijadikan sebagai sebuah hiburan tradisional yang menarik dan masih bisa bertahan hingga sekarang.

Budaya Lombok - Tradisi “Menculik” Gadis

Budaya Lombok - Tradisi “Menculik” Gadis


Semua orang tentu setuju jika menculik seorang gadis merupakan sebuah perbuatan yang sangat tidak terpuji. Bahkan perbuatan ini bisa dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar hukum dan bisa dipidanakan. Hal inilah yang membuat para pemuda berpikir jutaan kali untuk menculik seorang gadis. Tapi, di Lombok perbuatan menculik gadis ini legal dan dibenarkan. Anda tentu bertanya kenapa bisa terjadi seperti ini? Apa memang zaman sudah terbalik? Zaman memang sudah terbalik, tapi untuk hal yang satu ini memang seperti itu adanya.
Di Lombok, khususnya suku sasak terdapat tradisi “menculik” gadis. Tradisi ini termasuk budaya di Lombok yang masih dijaga hingga sekarang. Namun, tidak sembarangan gadis yang bisa diculik. Gadis yang akan diculik tentu harus gadis yang memang mencintai laki-laki yang akan menculiknya. Selain itu, gadis yang diculik tidak lantas dibawa ke rumah laki-laki tersebut, melainkan dititipkan di rumah kerabat laki-laki. Jika sudah satu hari Si gadis bermalam di rumah kerabat laki-laki tersebut, pihak keluarga akan memberitahukan pada pihak keluarga Si gadis bahwa mereka telah menculik Si gadis dan disembunyikan di suatu tempat. Pemberitahuan ini disebut Nyelabar. Selanjutnya kedua keluarga akan bertemu untuk membicarakan tahap selanjutnya yaitu pernikahan antara keduanya. Melihat tradisi yang seperti ini, terlihat bahwa budaya di Indonesia memang sangat unik.

Daftar Lengkap Nama, Gambar dan Asal Pakaian Adat di Indonesia

Daftar Lengkap Nama, Gambar dan Asal Pakaian Adat di Indonesia


Indonesia sudah terkenal sejak dahulu dengan keberanekaragaman budayanya, sebab di Indonesia terdapat banyak sekali adat dan budaya yang mengakar di setiap daerah dan suku di Indonesia. Namun hal ini terkadang tidak serta merta menjadi sebuah kebanggan bagi bangsanya sendiri, terbukti dengan tidak terakomodirnya hasil karya anak bangsa dan sedikit bangsa indonesia mengetahuinya. Sudah saatnya bangsa ini menyadari akan kekayaan dan keberanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa ini, sehingga kekayaan budaya bangsa ini menjadi aset dan kebanggaan yang bernilai di mata dunia. Ada pepatah mengatakan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan melestarikan sejarah dan budayanya, untuk itu mulai dari sekarang mari kita kenalai dan lestarikan budaya bangsa kita agar menjadi kekayaan dan aset yang bernilai.
Salah satu dari sekian banyak hasil budaya yang mengakar pada bangsa indonesia ini adalah rumah adat dan pakaian adat. pada post sebelumnya telah diinformasikan Daftar nama dan asal rumaha adat yang ada di Indonesia, dan kali ini admin informasikan daftar lengkap Nama, Gambar dan Asal Pakaian adat yang ada di Indonesia.
1. Pakaian Adat Ewer dari Papua Barat

2. Pakaian Adat Papua dari Papua

3. Pakaian Adat Biliu dan Mukuta dari Gorontalo

4. Pakaian Adat Bodo dari Sulawesi Selatan

5. Pakaian Adat Tradisional Kulavi dari Sulawesi Utara

6. Pakaian Adat Tradisional Suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara

7. Pakaian Adat Tradisional Nggembe dari Sulawesi Tengah

8. Pakaian Adat Tradisional Mandar dari Sulawesi Barat

9. Pakaian Adat Tradisional Lombok dari Nusa Tenggara Barat

10. Pakaian Adat Tradisional Nusa Tenggara Timur dari Nusa Tenggara Timur

11. Pakaian Adat Tradisional Manteren Lamo dari Maluku Utara

12. Pakaian Adat Tradisional Baju Cele dari Maluku

13. Pakaian Adat Tradisional Bali dari Bali

14. Pakaian Adat Tradisional Perang dari Kalimantan Barat

15. Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Tengah dari Kalimantan Tengah

16. Pakaian Adat Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut dari Kalimantan Selatan

17. Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Timur dari Kalimantan Timur

18. Pakaian Adat Tradisional Kalimantan Utara dari Kalimantan Utara

19. Pakaian Adat Tradisional Kasatrian dari Daerah Istimewa Yogjakarta

20. Pakaian Adat Tradisional Pangsi dari Banten

21. Pakaian Adat Tradisional Betawi dari DKI Jakarta

22. Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya dari Jawa Tengah

23. Pakaian Adat Tradisional Kebaya dari Jawa Barat

24. Pakaian Adat Tradisional Pesa'an dari Jawa Timur

25. Pakaian Adat Tradisional Belanga dari Kepulauan Riau

26. Pakaian Adat Tradisional Indragiri dari Riau

27. Pakaian Adat Tradisional Paksian dari Bangka Belitung

28. Pakaian Adat Tradisional Bengkulu dari Bengkulu

29. Pakaian Adat Tradisional Tulang Bawang dari Lampung

30. Pakaian Adat Tradisional Aesan Gede dari Sumatera Selatan / Palembang

31. Pakaian Adat Tradisional Melayu Jambi dari Jambi

32. Pakaian Adat Tradisional Bundo Kanduang dari Sumatera Barat

33. Pakaian Adat Tradisional Ulos dari Sumatera Utara

34. Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang dari Nangro Aceh Darussalam (Aceh)