Minggu, 28 Mei 2017

LIRIK SEMENTARA

SEMENTARA


Artist : Float 


Sementara... teduhlah, hatiku
Tidak lagi jauh
Belum saatnya kau jatuh
Sementara... ingat lagi mimpi
Juga janji-janji
Jangan kau ingkari lagi

Percayalah, hati
Lebih dari ini pernah kita lalui
Jangan henti disini

Sementara... lupakanlah rindu
Sadarlah, hatiku
Hanya ada kau dan aku
Dan, sementara... akan kukarang cerita
Tentang mimpi jadi nyata
Untuk asa kita berdua

Percayalah, hati
Lebih dari ini pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara
 
Percayalah, hati
Lebih dari ini pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara

Percayalah, hati
Lebih dari ini pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara
Untuk sementara saja


Sumber : http://musiklib.org/float-sementara-lirik_lagu.htm

LIRIK 3 HARI UNTUK SELAMANYA

3 HARI UNTUK SELAMANYA


Artist : Float 

Lewat sudah
Tiga hari ‘tuk s’lamanya
Dan kekallah
Detik-detik di dalamnya
Tumbuh sejuta rasa di hati yang dulu diingkari
“Mungkinkah cinta itu disana?”, dua hati mereka
 
Bagai mimpi
Terwujud tak disadari
Kata hati
Tak s’mua didengarkan lagi
Waktu berpacu, harap pun jadi hasrat 'tuk memiliki
Kini tersisa reka semata cara untuk kembali

Semula indah terasa, mereka s'ribu rencana
Mungkinkah hati miliki kembaran rasa?
Semua henti disana, percuma

Langit biru
Setiap liku jalan itu
Akan s’lalu
Melukiskan kisah itu
Rindu yang kian terbendung lama akan mencapai batasnya
Terbuai indah kenangan baru, sesal jadi penyatu
S’galanya t’lah berlalu

Semula indah terasa, mereka s'ribu rencana

Rindu yang kian terbendung lama t’lah mencapai batasnya
Kini tersisa reka semata cara untuk kembali

Semula indah terasa, mereka s'ribu rencana
Mungkinkah hati miliki kembaran rasa?
Semua henti disana, percuma
Semua henti disana, percuma

Sumber : http://musiklib.org/float-3_hari_untuk_selamanya-lirik_lagu.htm

Biografi Kelompok Penerbang Roket

Biografi Kelompok Penerbang Roket



Biografi Kelompok Penerbang Roket - Lorong Musik


Biografi Kelompok Penerbang Roket - Grup musik Rock Indonesia asal Jakarta, Kelompok Penerbang Roket atau KPR terbentuk pada akhir tahun 2011 dan pertama kali manggung pada November 2013. Band ini terdiri atas John Paul Patton (Bass/Lead Vocal), Rey Marshall (Guitar/Back Vocal) dan Igusti Vikranta (Drum/Backing Vocal). 

Kelompok Penerbang Roket atau biasa disingkat KPR mengambil namanya dari lagu yang dipopulerkan Duo Kribo bertajuk ‘Mencarter Roket’ ini tidak bersusah payah untuk membentuk citra, mereka bicara lewat musik sebagai karya. Coba dengar lagu mereka berjudul ‘Mati Muda’ atau ‘Dimana Merdeka’, kalian akan mengetahui cita-cita mereka tentang musik bersubstansi alkohol, keringat, protes, dan distorsi. 

Kelompok Penerbang Roket memainkan musik rock dengan pendekatan era lampau, tepatnya dekade ’70-an. Jika apa yang muncul di benak adalah satu lagi band yang berupaya terlalu keras untuk menjadi Led Zeppelin dan lalu gagal secara memalukan, maka Anda keliru berat. Kelompok Penerbang Roket justru mengambil inspirasi dari negeri sendiri, mengusung keberingasan rock, tak jarang dengan akselerasi maksimum, yang berutang kepada grup musik Indonesia antik macam AKA, Duo Kribo, hingga Panbers. 

Secara genre mereka menggusung Rock dengan pengaruh musik Era 60-an dan 70-an seperti Black Sabbath, Duo Kribo, Aka, Motorhead, Led Zeppelin, Jimi Hendrix dan musisi lain pada era tersebut. Single pertama yang telah dirilis berjudul “Mati Muda” pada bulan april laku di LP Narkotik Kelas 2 Cipinang. 

John Paul Patton alias Coki, Rey Marshall, dan Viki Vikranta kini tengah menjadi perhatian banyak kalangan. Lewat identitas kolektif Kelompok Penerbang Roket, trio padat energi ini telah meluncurkan dua album mereka di tahun 2015 dengan tajuk "Teriakan Bocah" dan "HAAI", uniknya dua album mereka dirilis ditahun yang sama. 

Kelompok Penerbang Roket mengeluarkan album baru dengan jarak hanya dua bulan setelah perilisan album perdana. Apalagi muatannya merupakan delapan lagu cover dari sebuah band legendaris. Itulah yang dilakukan oleh primadona rock Indonesia kini, Kelompok Penerbang Roket.

Trio ini memanfaatkan kontrak album rekaman profesional dengan Sinjitos Records yang didapat setelah memenangkan kontes musik asuhan Jack Daniel’s untuk menghormati band rock Indonesia lama, juga salah satu idola mereka, Panbers.

Dengan diproduseri oleh Joseph Saryuf, dan bantuan gitaris additional Dhany Agus Sohanza sebagai pengganti gitaris asli Rey Marshall yang mendekam di panti rehabilitasi narkoba saat rekaman dilakukan, Kelompok Penerbang Roket mampu membuat lagu-lagu Panbers seolah milik mereka sendiri. Aransemen demi aransemen digubah ulang tanpa mencabut inti lagu, sehingga terjadi benturan penuh tenaga antara rock klasik dengan modern yang menghasilkan letupan beringas. 

Sebagai vokalis sekaligus bassist, Coki berteriak lantang sambil konstan mengalirkan dentuman bass penuh irama, sementara gitaris Rey kerap kali melontarkan suara-suara padat racun candu, dan drummer Viki mendaratkan pukulan demi pukulan ke drum dengan erat serta penuh tenaga. 

Anggota Band: 
  • John Paul Patton aka Coki [Bass & Lead Vocal] 
  • Rey Marshall aka Rey [Guitar & Back Vocal] 
  • Igusti Vikranta aka Viki [Drum & Back Vocal]

        LIRIK PULANG

        PULANG

        By : Float 

        Dan lalu...
        Rasa itu tak mungkin lagi kini
        Tersimpan di hati
        Bawa aku pulang, rindu!
        Bersamamu!

        Dan lalu...
        Air mata tak mungkin lagi kini
        Bicara tentang rasa
        Bawa aku pulang, rindu!
        Segera!

        Jelajahi waktu
        Ke tempat berteduh hati kala biru

        Dan lalu...
        Sekitarku tak mungkin lagi kini
        Meringankan lara
        Bawa aku pulang, rindu!
        Segera!

        Dan lalu...
        O, langkahku tak lagi jauh kini
        Memudar biruku
        Jangan lagi pulang!
        Jangan lagi datang!
        Jangan lagi pulang, rindu!
        Pergi jauh!

        Dan lalu...
        Dan lalu...

        Sumber : //musiklib.org/float-pulang-lirik_lagu.htm

        LIRIK "MATI MUDA"

        Mati Muda


        By : Kelompok Penerbang Roket

        Berseragam berlaga jagoan
        Mau jadi apa
        Seperti tentara kau menyerang
        Dan akhirnya celaka

        Mati Muda

        Impian harapan orang tua
        Musnah begitu saja
        Nyawa-nyawa penerus bangsa
        Tidak ada harganya

        Mati Muda
        Mati Muda

        Parapapa papa papa
        Papara para papa papa papa
        Papara para papa papa papa
        Papara para papa papa papa

        Mati Muda
        Mati Muda
        Mati Muda
        Mati Muda

        LIRIK LAGU Berjalan Lebih Jauh

        Berjalan Lebih Jauh
        By : Banda Neira
        Bangun,
        Sebab pagi terlalu berharga
        Tuk kita lewati
        Dengan tertidur
        Bangun,
        Sebab hari terlalu berharga
        Tuk kita lalui dengan
        Bersungut-sungut
        Berjalan lebih jauh
        Menyelam lebih dalam
        Jelajah semua warna
        Bersama, bersama
        Bangun,
        Sebab hidup teramat berharga
        Dan kita jalani
        Jangan menyerah
        Berjalan lebih jauh
        Menyelam lebih dalam
        Jelajah semua warna
        Bersama, bersama, bersama

        LIRIK Si Pelanggan

        Dolly, yang menyala-nyala di puncak kota,
        yang sembunyi di sudut jalang jiwa
        pria Surabaya.
        Dulu, di temaram jambon gang sempit itu,
        aku mursal masuk, keluar, dan utuh
        sebagai lelaki.
        Di dasar kerat-kerat bir
        yang kutenggak dalam kafir,
        di ujung ceracau malam yang lingsir,
        di dengung hambar aspal yang terus bergulir,
        di lubang-lubang nyinyir ranjang matrimoni,
        kupertanyakan nasibmu Dolly, oh Dolly.
        Dolly, suaka bagi hati yang terluka
        oleh cinta, oleh seluruh nelangsa
        hidup yang celaka.
        Dolly, tempat mentari sengaja ditunda,
        di mana cinta tak musti merana
        dan banyak biaya.
        Di dasar kerat-kerat bir
        yang kutenggak dalam kafir,
        di ujung ceracau malam yang lingsir,
        di detik lamban takdir yang terus bergulir,
        di buah-buah kisut ladang matrimoni,
        kucari-cari kabarmu Dolly, oh Dolly.
        Meski beritamu kini sedang tak pasti,
        yakinlah,
        pelacur dan mucikari ‘kan hidup abadi.
        Di dasar kerat-kerat bir
        yang kutenggak dalam kafir,
        di ujung ceracau malam yang lingsir,
        di jenuh rutin hari yang terus bergulir,
        di celah-celah renggang sumpah matrimoni,
        aku panggil-panggil namamu: Dolly, Dolly, Dolly.

        LIRIK Bianglala

        Taman Remaja Surabaya sajikan canda tepis gulana.
        Oh senangnya!
        Aih, ya Tuan, di sanalah hiburan murah di Surabaya.
        Irama dangdut hingar berdenyut menghibur hati.
        Riang beradu dengan sendu.
        Aih, ya Puan, hanya di sana hiburan murah di Surabaya.
        Teriak bocah di bianglala dan manis cinta
        di gula-gula, ramaikan suasana.
        Aih, ya Tuan, di sanalah hiburan murah di Surabaya.
        Lowong antrian.
        Muda-mudi bersembunyi di remang-remang.
        Awas ya, itu tangan.
        Aih, ya Puan, hanya di sana hiburan murah di Surabaya.

        LIRIK Malam Jatuh di Surabaya

        Gelanggang ganas 5:15,
        di Ahmad Yani yang beringas.
        Sinar kuning merkuri: pendar celaka akhir hari.
        Malam jatuh di Surabaya.
        Maghrib mengambang lirih dan terabaikan,
        Tuhan kalah di riuh jalan.
        Orkes jahanam mesin dan umpatan,
        malam jatuh di Surabaya.
        Selama-lamanya, di gelanggang yang sama,
        malam jatuh di Surabaya.

        LIRIK Paun Kelana

        Kau putar sekali lagi Champs-Elysees.
        Lidah kita bertaut a la Francais.
        Langit sungguh jingga itu sore,
        dan kau masih milikku.
        Kita tak pernah suka air mata.
        Berangkatlah sendiri ke Juanda.
        Tiap kali langit meremang jingga,
        aku ‘kan merindukanmu.
        Ah, kau Puan Kelana,
        mengapa musti ke sana?
        Jauh-jauh Puan kembara,
        sedang dunia punya luka yang sama.
        Mari, Puan Kelana,
        jangan tinggalkan hamba.
        Toh, hujan sama menakjubkannya,
        di Paris atau di tiap sudut Surabaya.
        Rene Descartes, Moliere, dan Maupassant.
        Kau penuhi kepalaku yang kosong;
        dan Perancis membuat kita sombong,
        saat kau masih milikku.
        Kita tetap membenci air mata.
        Tiada kabar tiada berita.
        Meski senja tak selalu tampak jingga,
        aku terus merindukanmu.
        Ah, kau Puan Kelana,
        mengapa musti ke sana?
        Jauh-jauh Puan kembara,
        sedang dunia punya luka yang sama.
        Mari, Puan Kelana,
        jangan tinggalkan hamba.
        Toh, anggur sama memabukkannya,
        entah Merlot entah Cap Orang Tua .
        Aih, Puan Kelana,
        mengapa musti ke sana?
        Paris pun penuh mara bahaya dan duka nestapa,
        seperti Surabaya.

        LIRIK DOA 1

        Duh Gusti, dulu kala semasa ‘ku remaja,
        “nothing else matters,” katanya Metallica.
        Sebab hidup, Gusti, kadaluarsa jika
        hanya berisi nasehat mama-papa.
        Sering, Gusti, aku bertanya-tanya sendiri,
        kenapa sih mama tenggelam di televisi,
        mengunyah iklan menelan mimpi.
        Sabar, mama, tunggu aku masuk ke layar tivi.
        Dan inilah nyanyianku.
        Semoga mama belum tua saat aku mencapainya.
        Duh Gusti, aku kesasar di jalur indie.
        Terima sablon kaos dan kadang gantungan kunci.
        Musisi, Gusti, musisi,
        bukan jadi penjaga distro kayak gini.
        Duh Gusti, pernah ‘ku mencoba peruntungan,
        dana pas-pasan pokoknya bikin rekaman.
        Kuliah, Gusti, kutelantarkan
        atas nama musik dan hidup yang penuh kebebasan.
        Dan inilah nyanyianku.
        Semoga usia belum tua saat mencapainya.
        Duh Gusti, kini ‘ku mulai lelah jadi musisi.
        Jiwaku remuk terteror televisi.
        Aku cemas, Gusti, suatu nanti,
        aku berubah murahan seperti Ahmad …
        Janggalkah, Gusti, perasaan marah ini
        saat nalarku direndahkan televisi?
        Lihat itu, Gusti, lihat itu,
        b’rapa harga tawa mereka di balik layar tivi?
        Dan inilah nyanyianku.
        Semoga usahaku lancar, berkembang, ber-cuan,
        perlahan aku bisa mewujudkan
        ziarah ke tanah suci, tanah impian.
        Dan inilah nyanyianku.
        Semoga terkenal, terpandang, dan banyak uang.

        LIRIK "HOME"

        Edward Sharpe And The Magnetic Zeros Lyrics

        "Home"


        Alabama, Arkansas,
        I do love my Ma and Pa
        Not the way that I do love you

        Well, holy moly me oh my
        You’re the apple of my eye
        Girl, I've never loved one like you

        Man, oh, man, you're my best friend
        I scream it to the nothingness
        There ain't nothing that I need

        Well, hot and heavy pumpkin pie
        Chocolate candy, Jesus Christ
        Ain't nothing please me more than you

        [Chorus:]
        Home, let me come home
        Home is wherever I'm with you
        Home, let me come home
        Home is wherever I'm with you

        La la la la
        Take me home
        Mama, I'm coming home

        I'll follow you into the park,
        Through the jungle, through the dark
        Girl, I've never loved one like you

        Moats and boats, and waterfalls,
        Alleyways, and payphone calls
        I been everywhere with you (that's true)

        Laugh until we think we'll die,
        Barefoot on a summer night
        Never could be sweeter than with you

        And in the streets you run afree,
        Like it's only you and me,
        Geez, you're something to see.

        [Chorus]

        La la la la
        Take me home
        Mama, I'm coming home

        ‒ Jade?
        ‒ Alexander?
        ‒ Do you remember that day you fell outta my window?
        ‒ I sure do‒you came jumping out after me.
        ‒ Well, you fell on the concrete, nearly broke your ass, and you were bleeding all over the place, and I rushed you out to the hospital, you remember that?
        ‒ Yes, I do.
        ‒ Well, there's something I never told you about that night.
        ‒ What didn't you tell me?
        ‒ Well, while you were sitting in the back seat smoking a cigarette you thought was gonna be your last, I was falling deep, deeply in love with you, and I never told you 'til just now!

        [Chorus]

        Home, let me come home,
        Home is wherever I'm with you
        Our home, yes, I am home,
        Home is when I’m alone with you

        Alabama, Arkansas,
        I do love my Ma and Pa
        Moats and boats, and waterfalls,
        Alleyways, and payphone calls

        Home is when I'm alone with you!
        Home is when I’m alone with you!